Kepemimpinan adalah suatu fungsi, tindakan, atau peran yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama dalam upaya mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Macam-macam Pemimpin:
* Born Leader
* Appointed Leader
* Assigned Leader
* Trained Leader
* Situational Leader
Jenis kekuasaan :
1. 1. Kekuasaan Legal: Hak pemimpin menurut Hukum untuk Membuat permintaan/tuntutan tertentu
2. 2. Kekuasaan Imbalan: Pengendalian pemimpin atas imbalan kepada bawahan
3. 3. Kekuasaan Memaksa: Pengendalian pemimpin atas hukuman
4. 4. Kekuasaan Keahlian: Kompetensi pemimpin sesuai tugas
5. 5. Kekuasaan Wibawa: Loyalitas bawahan &keinginan menyenangkan pimpinan
(Leadership; Timpe A.Dale ‘91)
Relation between 2 actors
1. Instrumen pencapaian tujuan
2. Cara mengubah perilaku orang lain
3. Sumber kekuatan
4. Biaya
5.Kuantitas & kualitas kuasa
Macam-macam Teori kekuasaan
1. Field Theory of Power -> Resource
2. Exchange Theories of Power >Alternative
3. Rational choice theories > Choice
4. Behavioral Exchange theory> Reward & cost
5. Resistance theory > Coercion & conflict
Teori-teori sifat unggul pemimpin
* Inteligens
* Entusiasme
* Sifat Dominan
* Percaya Diri
* Partisipasi Sosial
* Equalitarianisme
* Sifat Fisik (badan besar, menarik, energik. Tampan, Cantik)
* Sifat Lain (memiliki taktik, kegembiraan, keadilan, disiplin, kemampuan mengerjakan banyak hal, kontrol diri)
Teori fungsional
* Melihat kepemimpinan sebagai seperangkat perilaku yang mungkin dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok untuk memaksimalkan keefektivitasan kelompok
* Perilaku kepemimpinan adalah perilaku yang membimbing, mempengaruhi dan mengarahkan ataupun mengontrol orang lain dalam kelompok
* Perilaku yang berorientasi tugas (Task Oriented) >> diarahkan pada penyelesaian tugas
* Perilaku berorientasi Hubungan (Relation Oriented) >> diarahkan pada pembentukan suasana interpersonal yang memuaskan dalam kelompok
Macam Perilaku Tugas
* INISIASI: Mengemukakan ide tentang prosedur & solusi masalah terlebih dahulu
* KOORDINASI: Perilaku komunikatif yang membantu menghubungkan berbagai komponen kegiatan kelompok dalam kesatuan kerja; Menelusuri hubungan di antara ide yang diberikan oleh setiapbawahan >>dipersatukan dalam rangkaian kegiatan kelompok yang mengarah kepencapaian tujuan.
* MERINGKAS: perilaku utk mengurangi kebimbangan kelompok dengan jalan menunjukkan segala seuatu yang terjadi dalam kelompok (usaha) yang dikelola (apa yang akan dicapai & masih perlu dikerjakan)
* ELABORASI: Perilaku yang menguraikan gagasan orang lain sehingga lebih mudah dipahami; Tidak menolak gagasan, tetapi menganalisis & memperjelas sehingga lebih tergambar aplikasinya.
Jenis Perilaku Hubungan
* MENGHILANGKAN KETEGANGAN: Perilaku menciptakan suasana akrab/santai tetapi terarah diantara anggota kelompok
* GATE KEEPER: Perilaku mengontrol hubungan antar-anggota kelompok dengan lingkungan luar; memerlukan keterbukaan pemimpin dalam mencari informasi, mengolah, memilih & menyalurkan informasi
* MENGGALAKKAN: Perilaku menumbuhkan motivasi, meningkatkan moral, harga diri, harapan lain anggota kelompok
* MEDIASI: Jika terjadi konflik/perselisihan antar-anggota kelompok >> pemimpin mampu menengahi dan mencarikan solusi
Teori Situasional
Mengikutsertakan seluruh hal, seperti perilaku kepemimpinan, gaya kepemimpinan & situasi. Gaya kepemimpinan adalah pola pemimpin ketika mempengaruhi orang lain (Hersey & Blanchard, 1978). One-Best Style: dalam suatu situasi tertentu suatu gaya kepemimpinan lebih efektif .
Macam-macam gaya kepemimpinan:
1. Otokratik: menggunakan kekuasaan untuk membuat keputusan
2. Demokratik: Kekuasaan terbagi & anggota kelompok turut membuat keputusan
3. Laissez-Faire: kekuasaan pasif & menyerahkan kelompok untuk membuat keputusan
4. Abdacratic: mengarah pada disintegrasi kelompok & biasanya diikuti dgn gaya kepemimpinan otoriter
* AUTOCRATIC = DEMOCRATIC
* AUTORITARIAN= EQUALITARIAN
* TASK ORIENTED= RELATION ORIENTED
* INITIATING= PERMISIVENESS
* SUPERVISORY= CONSIDERATE
Hasil-hasil study
* Kelompok dgn pemimpin Demokratik lebih puas & berfungsi secara teratur & positif
* Kelompok dgn pemimpin Autokratik mengalami insiden kegresivitasan yg lebih tinggi & lebih apatis
* Anggota dari kepemimpinan Demokratis lebih puas dari kelompok Laissez Faires.
* Mayoritas anggota kelompok lebih menghendaki pemimpin yg demokratis dari autokratik (walau ada juga yg lebih puas dgn kepemimpinan Autokratik)
* Kelompok-kelompok dgn kepemimpinan Autojratik lebih banyak meluangkan waktu dalam pekerjaan-pekerjaan produktif, hanya apabila ada pemimpin
Referensi : http://annisaavianti.wordpress.com/2010/06/10/kepemimpinan-dalam-kelompok/
Minggu, 26 Desember 2010
Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan yang efektif akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial kelompok/oreganisasinya.
Pemimpin yang membuat keputusan dengan memperhatikan situasi sosial kelompok organisasinya, akan dirasakn sebagai keputusan bersama yang menjadi tanggung jawab bersama pula dalam melaksanakannya. Dengan demikian akan terbuka peluang bagi pemimpin untuk mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan sejalan dengan situasi sosial yang dikembangkannya.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi sebagai berikut :
1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijaksanaan pemimpin.
Berdasarkan kedua dimensi itu, selanjutnya secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan itu adalah :
a. Fungsi Instruktif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaanya pada orang-orang yang dipimpinnya.
Fungsi ini berarti juga keputusan yang ditetapkan tidak akan ada artinya tanpa kemampuan mewujudkan atau menterjemahkannyamenjadi instruksi/perintah. Selanjutnya perintah tidak akan ada artinya jika tidak dilaksanakan. Oleh karena itu sejalan dengan pengertian kepemimpinan, intinya adalah kemampuan pimpinan menggerakkan orang lain agar melaksanakan perintah, yang bersumber dari keputusan yang telah ditetapkan.
b. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlansung dan bersifat komunikasi dua arah , meliputi pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pimpinan. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi itu dapat dilakukan secara terbatas hanya dengan orang-orang tertentu saja, yang dinilainya mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukannya dalam menetapkan keputusan.
Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa impan balik (feed Back) yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlansung efektif. Fungsi konsultatif ini mengharuskan pimpinan belajar menjadi pendengar yang baik, yang biasanya tidak mudah melaksanakannya, mengingat pemimpin lebih banyak menjalankan peranan sebagai pihak yang didengarkan. Untuk itu pemimpin harus meyakinkan dirinya bahwa dari siapa pun juga selalu mungkin diperoleh gagasan, aspirasi, saran yang konstruktif bagi pengembangan kepemimpinanya.
c. Fungsi Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin dengan sesama orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.
Fungsi partisipasi hanya akan terwujud jika pemimpin mengembangkan komunikasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran pendapat, gagasan dan pandangan dalam memecahkan masalah-masalah, yang bagi pimpinan akan dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan-keputusan.sehubungan dengan itu musyawarah menjadi penting, baik yang dilakukan melalui rapat-rapat mapun saling mengunjungi pada setiap kesempatan yang ada.musyawarah sebagai kesempatan berpartisipasi, harus dilanjutkan berupa partisipasi dalam berbagai kegiatan melaksanakan program organisasi.
d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan limpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilah-milah tugas pokok organisasi dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan pada orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan, pemimpin harus bersedia dapat mempercayai orang-orang lain, sesuai dengan posisi/jabatannya, apabila diberi pelimpahan wewenang. Sedang penerima delegasi harus mampu memelihara kepercayaan itu, dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab.
Fungsi pendelegasian harus diwujudkan seorang pemimpin karena kemajuan dan perkembangan kelompoknya tidak mungkin diwujudkannya sendiri. Pemimpin seorang diri tidak akan dapat berbuat banyak dan bahkan mungkin tidak ada artinya sama sekali. Oleh karena itu sebagian wewenangnya perlu didelegasikan pada para pembantunya, agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
e. Fungsi Pengedalian
Fungsi pengendalian merupakan fungsi kontrol. Fungsi ini cenderung bersifat satu arah, meskipun tidak mustahil untuk dilakukan dengan cara komunikasi secara dua arah. Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sehubungan dengan itu berarti fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Dalam kegiatan tersebut pemimpin harus aktif, namun tidak mustahil untuk dilakukan dengan mengikutsertakan anggota kelompok/organisasinya.
Pendapat lain tentang peran kepemimpinan adalah seperti yang diungkapkan oleh Emmett C Murphy (1998) dalam bukunya yang berjudul “IQ Kepemimpinan” yaitu bahwa peran kepemimpinan antara lain terbagi kedalam :
1. Pemilih
2. Penghubung
3. Pemecah Masalah
4. Evaluator
5. Negosiator
6. Penyembuh
7. Pelindund
8. The Synergizer
Fungsi-fungsi kepemimpinan yang hakiki menurut Sondang P Siagian (1994:47-48) adalah
* Pemimpin selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan,
* Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi,
* Pemimpin selaku komunikator yang efektif,
* Mediator yang andal khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik,
* Pemimpin selaku integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.
Selaras dengan pendapat tersebut di atas, Kartini Kartono (1994: 81) mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah: Memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangun motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.
Dengan demikian, pemimpin pada era mendatang adalah orang dengan karakteristik tersebut, yang dapat memimpin juga menjadi pengikut, menjadi sentral dan marginal, menjadi hirarkial di atas dan di bawah, dan menjadi individualistis dan pemain tim. Pemimpin era mendatang adalah seseorang yang menciptakan suatu budaya atau sistem nilai yang berpusat pada prinsip-prinsip seperti pemberdayaan, kepercayaan, ketulusan, pelayanan, persamaan, keadilan, integritas, kejujuran, dan self evidence.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam buku Princples of Management mengemukakan sifat-sifat kepemimpinan sebagai berikut :
1. Memiliki kecerdasan melebihi orang-orang yang dipimpin
2. Mempunyai pelatihan terhadap kepentingan yang menyeluruh
3. Memiliki kelancaran berbicara
4. matang dalam berpikir dan emosi
5. Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
6. Memahami/menghayati kepentingan kerjasama.
Ordway Tead dalam buku The Art of Leadership, mengemukakan syarat kepemimpinan seperti dibawah ini:
1. Kuat Jasmaniah dan Rukhaniah
2. Besemangat untuk mencapai tujuan
3. Bergairah dala pekerjaan
4. Ramah-tamah
5. Jujur dapat dipercaya
6. Memiliki kemahiran teknis
7. Sangggup mengambil keputusan
8. Cerdas
9. Memiliki keahlian mengajar
10. Setia terhadap organisasi
Menurut Henry Fayol dalam karyanya yang berjudul: General Industrial management, mengemukakan syarat-syarat kepemimpinan seperti dibawah ini :
1. Sehat jasmaniah-rohaniah (energy)
2. Keseimbangan/ kemantapan perasaan (emosional stability)
3. Pengetahuan tentang hubungan kemanusiaan ( Knowlwdge of human relations)
4. Dorongan pribadi (personal motivation)
5. Kecakapan berkomunikasi/ berhubungan(communicative skill)
6. Kecakapan mengajar (teaching ability)
7. Kecakapan bergaul ( social skill)
8. Kemampuan teknis (tehnical competence)
DAFTAR PUSTAKA : http://fuadadman.com/?p=593
Pemimpin yang membuat keputusan dengan memperhatikan situasi sosial kelompok organisasinya, akan dirasakn sebagai keputusan bersama yang menjadi tanggung jawab bersama pula dalam melaksanakannya. Dengan demikian akan terbuka peluang bagi pemimpin untuk mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan sejalan dengan situasi sosial yang dikembangkannya.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi sebagai berikut :
1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijaksanaan pemimpin.
Berdasarkan kedua dimensi itu, selanjutnya secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan itu adalah :
a. Fungsi Instruktif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaanya pada orang-orang yang dipimpinnya.
Fungsi ini berarti juga keputusan yang ditetapkan tidak akan ada artinya tanpa kemampuan mewujudkan atau menterjemahkannyamenjadi instruksi/perintah. Selanjutnya perintah tidak akan ada artinya jika tidak dilaksanakan. Oleh karena itu sejalan dengan pengertian kepemimpinan, intinya adalah kemampuan pimpinan menggerakkan orang lain agar melaksanakan perintah, yang bersumber dari keputusan yang telah ditetapkan.
b. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlansung dan bersifat komunikasi dua arah , meliputi pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pimpinan. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi itu dapat dilakukan secara terbatas hanya dengan orang-orang tertentu saja, yang dinilainya mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukannya dalam menetapkan keputusan.
Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa impan balik (feed Back) yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlansung efektif. Fungsi konsultatif ini mengharuskan pimpinan belajar menjadi pendengar yang baik, yang biasanya tidak mudah melaksanakannya, mengingat pemimpin lebih banyak menjalankan peranan sebagai pihak yang didengarkan. Untuk itu pemimpin harus meyakinkan dirinya bahwa dari siapa pun juga selalu mungkin diperoleh gagasan, aspirasi, saran yang konstruktif bagi pengembangan kepemimpinanya.
c. Fungsi Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin dengan sesama orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.
Fungsi partisipasi hanya akan terwujud jika pemimpin mengembangkan komunikasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran pendapat, gagasan dan pandangan dalam memecahkan masalah-masalah, yang bagi pimpinan akan dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan-keputusan.sehubungan dengan itu musyawarah menjadi penting, baik yang dilakukan melalui rapat-rapat mapun saling mengunjungi pada setiap kesempatan yang ada.musyawarah sebagai kesempatan berpartisipasi, harus dilanjutkan berupa partisipasi dalam berbagai kegiatan melaksanakan program organisasi.
d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan limpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilah-milah tugas pokok organisasi dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan pada orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan, pemimpin harus bersedia dapat mempercayai orang-orang lain, sesuai dengan posisi/jabatannya, apabila diberi pelimpahan wewenang. Sedang penerima delegasi harus mampu memelihara kepercayaan itu, dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab.
Fungsi pendelegasian harus diwujudkan seorang pemimpin karena kemajuan dan perkembangan kelompoknya tidak mungkin diwujudkannya sendiri. Pemimpin seorang diri tidak akan dapat berbuat banyak dan bahkan mungkin tidak ada artinya sama sekali. Oleh karena itu sebagian wewenangnya perlu didelegasikan pada para pembantunya, agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
e. Fungsi Pengedalian
Fungsi pengendalian merupakan fungsi kontrol. Fungsi ini cenderung bersifat satu arah, meskipun tidak mustahil untuk dilakukan dengan cara komunikasi secara dua arah. Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sehubungan dengan itu berarti fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Dalam kegiatan tersebut pemimpin harus aktif, namun tidak mustahil untuk dilakukan dengan mengikutsertakan anggota kelompok/organisasinya.
Pendapat lain tentang peran kepemimpinan adalah seperti yang diungkapkan oleh Emmett C Murphy (1998) dalam bukunya yang berjudul “IQ Kepemimpinan” yaitu bahwa peran kepemimpinan antara lain terbagi kedalam :
1. Pemilih
2. Penghubung
3. Pemecah Masalah
4. Evaluator
5. Negosiator
6. Penyembuh
7. Pelindund
8. The Synergizer
Fungsi-fungsi kepemimpinan yang hakiki menurut Sondang P Siagian (1994:47-48) adalah
* Pemimpin selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan,
* Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi,
* Pemimpin selaku komunikator yang efektif,
* Mediator yang andal khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik,
* Pemimpin selaku integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.
Selaras dengan pendapat tersebut di atas, Kartini Kartono (1994: 81) mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah: Memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangun motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.
Dengan demikian, pemimpin pada era mendatang adalah orang dengan karakteristik tersebut, yang dapat memimpin juga menjadi pengikut, menjadi sentral dan marginal, menjadi hirarkial di atas dan di bawah, dan menjadi individualistis dan pemain tim. Pemimpin era mendatang adalah seseorang yang menciptakan suatu budaya atau sistem nilai yang berpusat pada prinsip-prinsip seperti pemberdayaan, kepercayaan, ketulusan, pelayanan, persamaan, keadilan, integritas, kejujuran, dan self evidence.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam buku Princples of Management mengemukakan sifat-sifat kepemimpinan sebagai berikut :
1. Memiliki kecerdasan melebihi orang-orang yang dipimpin
2. Mempunyai pelatihan terhadap kepentingan yang menyeluruh
3. Memiliki kelancaran berbicara
4. matang dalam berpikir dan emosi
5. Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
6. Memahami/menghayati kepentingan kerjasama.
Ordway Tead dalam buku The Art of Leadership, mengemukakan syarat kepemimpinan seperti dibawah ini:
1. Kuat Jasmaniah dan Rukhaniah
2. Besemangat untuk mencapai tujuan
3. Bergairah dala pekerjaan
4. Ramah-tamah
5. Jujur dapat dipercaya
6. Memiliki kemahiran teknis
7. Sangggup mengambil keputusan
8. Cerdas
9. Memiliki keahlian mengajar
10. Setia terhadap organisasi
Menurut Henry Fayol dalam karyanya yang berjudul: General Industrial management, mengemukakan syarat-syarat kepemimpinan seperti dibawah ini :
1. Sehat jasmaniah-rohaniah (energy)
2. Keseimbangan/ kemantapan perasaan (emosional stability)
3. Pengetahuan tentang hubungan kemanusiaan ( Knowlwdge of human relations)
4. Dorongan pribadi (personal motivation)
5. Kecakapan berkomunikasi/ berhubungan(communicative skill)
6. Kecakapan mengajar (teaching ability)
7. Kecakapan bergaul ( social skill)
8. Kemampuan teknis (tehnical competence)
DAFTAR PUSTAKA : http://fuadadman.com/?p=593
Defenisi Kepemimpinan Kelompok
Kepemimpinan Kelompok adalah keinginan untuk mengambil peran sebagai pemimpin dalam suatu kelompok dan memastikan adanya kejelasan diantara anggota kelompok. Kepemimpinan Kelompok umumnya (tetapi tidak selalu) muncul dari posisi atau otoritas formal. Kelompok juga dapat diartikan secara luas sebagai kelompok apapun dimana seseorang mengambil peran sebagai pemimpin.
Referensi : http://indosdm.com/kamus-kompetensi-kepemimpinan-kelompok-team-leadership
Referensi : http://indosdm.com/kamus-kompetensi-kepemimpinan-kelompok-team-leadership
Ciri - Ciri Seorang Pemimpin
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
Kepemimpinan ?
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi.Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
Langganan:
Postingan (Atom)